KONSEP KOMUNIKASI ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN

 

  1. Latarbelakang Masalah

Sebagai makhluk sosial, kita sangatlah membutuhkan bantuan dari orang lain demi memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Tentunya dengan kita berkomunikasi kepada orang lain proses tersebut akan sangat membantu kita untuk menjalankannya. Inti dari berkomunikasi ialah untuk menyampaikan suatu pesan ataupun informasi kepada seorang komunikan atau audien. Karena dengan berkomunikasi secara langsung (direct communication) maka kita juga akan mendapatkan timbal balik informasi (feedback) dari seorang komunikan tersebut.

Bahkan Agama Islam pun mengajarkan kepada kita untuk berkomunikasi kepada siapapun. Sebagaimana dalam firman-Nya:

49_13

Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”.
(QS. Al-Hujurat:13).

Dalam perspektif Islam sendiri, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia, tiada hari tanpa komunikasi. karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan As-Sunnah (Hadits Nabi).

Rumusan Masalah

  1. Apa konsep dari komunikasi Islam itu sendiri?
  2. Apa esensi dari komunikasi Islam?
  3. Apa saja prinsip-prinsip dalam komunikasi Islam?
  4. Bagaimana tantangan dan peluang komunikasi Islam di era globalisasi?Tujuan
  1. Untuk mengetahui konsep dari komunikasi Islam
  2. Untuk mengetahui esensi dari komunikasi Islam
  3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam komunikasi Islam
  4. Untuk mengetahui tantangan dan peluang komunikasi Islam di era globalisasi.

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. Konsep komunikasi Islam

Komunikasi Islam merupakan bentuk frasa dan pemikiran baru muncul dalam penelitian akademik sekitar tiga dekade belakangan ini. Munculnya pemikiran dan aktivisme komunikasi Islam didasarkan pada kegagalan falsafah, paradigma dan pelaksanaan komunikasi barat yang lebih mengoptimalkan nilai-nilai pragmatis, materialistis serta penggunaan media secara kapitalis. Kegagalan tersebut menimbulkan implikasi negatif terutama terhadap komunitas Muslim di seluruh penjuru dunia akibat perbedaan agama, budaya dan gaya hidup dari negara-negara (barat) yang menjadi produsen ilmu tersebut.[1]

Dari perspektif agama, Islam dilihat sebagai agama yang bersifat mission yang mendesak penganutnya supaya berteruskan menyebarkan pesan baik kepada sesama muslim ataupun non muslim. setiap individu muslim dianggap komunikator agama dimana diwajibkan menyampaikan pesan berdasarkan tingkat kemampuan masing-masing. tanggung jawab ini membuat tugas komunikasi penting, bahkan diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW. yang mendesak supaya setiap muslim menyampaikan pesan dari beliau walaupun hanya “satu ayat”. simbolis kepada “satu ayat” menunjukkan betapa pentingnya kebenaran ajaran agama disampaikan dengan efektif berdasarkan prinsip-prinsip komunikasi tertentu yang digariskan oleh Al-Qur’an dan Hadits.[2]

Komunikasi Islam lebih berfokus kepada teori-teori komunikasi yang dikembangkan oleh para pemikir Muslim. Tujuan akhirnya adalah menjadikan komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif, terutama dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan manusia.

  1. Esensi komunikasi Islam

Ensensi (hakikat) komunikasi Islam adalah mengajak manusia kepada jalan dakwah yang lebih menekankan kepada nilai-­nilai agama dan sosial budaya, yakni dengan menggunakan prinsip dan kaedah yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadits.[3]

  1. Prinsip-prinsip komuikasi Islam

Sasaran-sasaran setiap prinsip komunikasi sebagaimana yang dijelaskan Alquran adalah sebagai berikut:

  1. Qaulan baliga, untuk kaum munafiq.
  2. Qaulan maisura, untuk menolak permintaan tanpa menyakiti.
  3. Qaulan karima, berkomunikasi dengan kedua orang tua.
  4. Qaulan ma’rufa, berkomunikasi dengan fakir miskin.
  5. Qaulan layyina, untuk pemimpin/penguasa yang dhalim (seperti Fir’aun).
  6. Qaulan sadida, untuk mendidik anak (remaja).
  7. Qaulan syawira, untuk mengambil sebuah keputusan yang bersifat kepentingan orang banyak (umum).
  8. Qaul az-zur, perhatian dan modal utama setiap orang dalam berkomunikasi; dengan siapa saja, dalam keadaan apa saja, dan dimana saja, senantiasa selalu untuk menjauhi perkataan yang mengandung unsur kedustaan dan kebohongan.[4]
  9. Tantangan dan peluang komunikasi Islami di era globalisasi informas

Pertama, dalam perspektif Islam, perlulah disadari bahwa informasi akan mempunyai arti hanya ia bila berada dalam kerangka pengetahuan masyarakat, hanya bila komponen sasarannya selaras dengan aspek-aspek mutlak, substitusional, kultural, dan subjektif suatu masyarakat, barulah informasi dapat memberikan sumbangan positif kepada masyarakat itu sendiri. Keselarasan semacam ini akan terjadi bilamana negara-negara muslim menghasilkan informasi mereka sendiri dengan perlengkapan relevan yang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan para pembuat keputusan dan komunitas-komunitas mereka. Strategi informasi bagi dunia Muslim harus didasarkan pada kesadaran ini.

Kedua, pada masa depan komunikasi Islam itu dapat dikembangkan dengan memperhatikan tujuh konsep pokok Islam yang mempunyai kaitan langsung dengan penciptaan dan penyebaran informasi, yakni tauhid (keesaan), ‘ilm (ilmu pengetahuan), hikmah (kebijakan), ‘adl (keadilan), ijma’ (konsensus), syura (musyawarah), istislah (kepentingan umum), dan ummah (komunitas Muslim sejagad). Seluruh konsep informasi ini dimaksudkan sebagai katalisator pembangunan dan perantara perubahan sosial.

Ketiga, peluang eksistensi komunikasi Islam pada masa depan tentu saja berangkat dari historis empirikal. Karena umat Islam telah memiliki pengalaman dan akar budaya masa lalu, menjadi sarana potensial untuk menguptodatekannya dan mengupgradenya dalam konteks kekinian.[5]

 

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Akselerasi teknologi informasi komunikasi telah menyebabkan perubahan dalam cara hidup dan cara berpikir umat Islam. Oleh sebab itu sikap proaktif  untuk mengambil peran dalam merumuskan konsep komunikasi Islami dalam revolusi teknologi komunikasi informasi menjadi sangat penting. Dalam perspektif Islam, penyampaian informasi lebih mementingkan pesan yang disampaikan oleh komunikan dalam framework keselamatan di dunia dan akhirat.

 

DAFTAR PUSTAKA

[1] Mohd. Rafiq. Tantangan dan Peluang Komunikasi Islam pada era globalisasi informasi. (Jurnal Analytica Islamica. 2003). Vol. 5, No. 2

[2] Zulkiple Abd. Ghani. Islam, Komunikasi dan Teknologi Maklumat. (Perpustakaan Negara Malaysia. 2003). hal. 2

[3] Abdul Karim Batubara. Studi Media Dalam Perspektif Islam: Analisis Esensi Komunikasi Islam dalam Diseminasi Informasi. (UIN Sunan Ampel Surabaya. Conference Procedings). hal. 2080

[4] Muttaqien. Prinsip-prinsip Komunikasi dalam Islam. (Jurnal: Institut Agama Islam Al-Aziziyah Samalanga)

[5] Mohd. Rafiq. Tantangan dan Peluang Komunikasi Islam pada era globalisasi informasi. (Jurnal Analytica Islamica. 2003). Vol. 5, No. 2

Leave a comment